Jurnal #1
Aku lupa kapan pertama kali kita bertemu, apakah sore dengan langit yang nampak indah di lapangan sepak bola, atau saat hujan mendera dan kau menjadi satu-satunya orang yang punya kesempatan untuk dikunjungi
satu hal yang pasti, mulai saat itu Aku mengenalmu sebagai orang yang baik, punya banyak hal untuk disukai banyak orang
adalah sebuah kewajaran semua orang memiliki masa lalu, tidak ada yang perlu kita debatkan tentang itu, karena kita memiliki masa depan
Kita pernah dan selalu menjadi tempat pulang satu sama lain, teman bercerita banyak hal, kehidupan, pekerjaan, asmara, pandangan hidup dan banyak hal lainnya
Sekian tahun kita saling mengagumi satu sama lain, namun tak pernah menjelaskan bahwa itu adalah sayang, hingga 2021 datang dengan berbagai macam rencana yang tak pernah terbayangkan
Aku sakit dan tubuhku begitu lemah, satu-satunya wanita yang khawatir dan sampai mencariku adalah dirimu, hal sederhana yang tak pernah kurasakan sebelumnya
Sebagai manusia yang hidup kesana kemari, orang-orang memandangku (mungkin) sebagai laki-laki yang kuat dan tidak pernah mengeluh
Namun bertemu denganmu, sialnya aku merasa cengeng, mengabarimu bukan karena dikekang, bukan karena terpaksa dan menjadi budak cinta, tetapi sebuah penghargaan atas apa yang kau lakukan juga terhadap manusia bumi ini
Orang-orang mengatakan kita adalah sepasang manusia dengan berbagai macam kesamaan, namun siapa sangka kesamaan demi kesamaan itu membuat kita lebih menemukan diri seutuhnya dalam perbedaan
Terlampau berbeda untuk disamakan, saling bergantian, melengkapi satu sama lain menjadi dewasa dan bocah, kita pernah mencoba untuk pacaran, namun orang-orang seperti kita, tidak cocok dengan hal-hal seperti itu
Saling menyayangi dengan sangat, mengerti bagaimana alur kehidupan menjadi petualang, penyuka diksi, namun tidak penyuka kopi,
iya..
Kamu kan mengidap asam lambung wkwk
Akhirnya proses hidup membawa kita pada hari ini, dimana masih dengan perasaan yang sama, namun tantangan yang berbeda, Tuhan itu baik. menempatkan kita dalam fase yang terus berulang, seakan membuat remidi bagaimana kita saling menyikapi
Saat salah satu dari kita sibuk, akan menjadi sebuah hal yang sangat lumrah, satu orang lagi menjadi tidak ada pekerjaan, kangen, butuh perhatian dsb.
Sangat menarik, dan itu terus berulang
Hingga akhirnya kita paham, bahwa berkabar adalah sebaik-baik informasi, menjaga perasaan masing-masing dan tetap bersama dalam keadaan apapun, bosan, ada orang yang lebih menarik, lebih, lebih dan lebih
Kita akan tetap berjuang bersama, karena sebaik apapun tempat tidur diluar, rumah adalah tempat pulang yang sangat menenangkan
Melihat bagaiman perjalanan ini begitu panjang, Aku tidak pernah menyangka bisa bertahan selama ini
Maka izinkan tulisan pertama tentang kita ini, menjadi hal yang menemani masing-masing ketika dihadapkan dengan persoalan sibuk dan tidak
Walau sulit, kita akan tetap mencoba..
Dia sibuk, bukan untuk mencari yang lain, taukah kau betapa dia juga selalu menjaga perasaannya untuk tidak membuka ruang kepada orang lain, dia ingat bahwa akan ada hati yang cemburu, akan ada canggung, akan ada perasaan tidak baik dari pasangan
Terimakasih karena telah mememaniku dalam suka dan duka, terimakasih sudah tetap tinggal dan khawatir, terimakasih telah menerima kekurangan dan tidak pernah menuntut untuk menjadi seperti orang lain
Terimakasih atas beberapa tahun ini, terlalu banyak pembelajaran yang masing-masing kita berikan, apa arti berjuang, sedih, takut, bahagia
Semuanya seimbang, kita tidak bisa memandang hidup dari sisi yang bahagia, pun begitu dengan sisi yang terus bersedih
Selamat sibuk ya, masing-masing kita selalu menunggu di ruang hening untuk bercerita atau hanya sekedar ngobrol biasa tentang hari ini.
Kau dan aku tau
Kita saling mengagumi dan lebih dari itu
Sampai berjumpa di Ruang Rindu.
Salam hormat
Seorang lelaki biasa
- Bumi
Sabtu, 9 Oktober 2021
***
0 Komentar